Berulang kali menyuruhmu lurus
Tetap bangga dengan kasus tak putus-putus
Sampai nyilu kaki menahan tandus
Tak jua muak
Memasang muka dalam meja retorika
Mengetuk palu, mengancang takdir
Dan hanyut dalam debat kusir
Kami nikmati lumpur dari jalur pengesahan
Sekaptis menipis dalam kepungan peradaban
Terus dikepung dari hal remeh-temeh
Diputar jadi nyeleneh
Dari gaduh kekuasaan
Kami nikmati rangkaian pekik selokan sempit
Kadang disuguhi aroma munafik
Topeng-topeng bergelantungan
Di langit-langit harapan
Sekarang putih besok jadi buram
Dari merah kadang jadi hitam
Lalu apa perlu kami bayar
Langit kian padam
Kemerdekaan mungkin mimpi terlalu melenakan
Dalam bahasa rindu kami
Tancapkan tonggak juang
Mereka juga kami, yang menunggu giliran
Sampai kapan !
Karya : Awaluddin Ishak (Aktivis HMI Bener Meriah)